1. Al Khawarizmi – Persia
Ilmuwan islam yang paling berpengaruh pertama adalah Al
Khawarizmi.Seorang ahli matematika, astronomi, astrologi dan geografi
yang berasal dari persia. Hampir sepanjang hidupnya ia bekerja sebagai
dosen di sekolah kehormatan di Baghdad. Buku pertamanya adalah Al Jabar.
Buku pertama yang membahas solusi sistematik dan linear, dan notasi
kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Al Jabar.
Selain itu juga banyak lagi ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dalam
bidang matematika. Serta menghasilkan konsep matematika yang begitu
populer yang masih digunakan sampai sekarang.
2. Ibnu Sina – Bukhara
Abu Ali Hussein bin Abdillah bin Hassan bin Ali bin Sina, yang dikenal
dengan sebutan Ibnu Sina atau Avicenna. Menguasai berbagai ilmu seperti
hikmah, mantik dan matematika dengan berbagai cabangnya, merupakan
Ilmuwan Islam yang paling berpengaruh selanjutnya. Semasa hidupnya Ibnu
Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab, diantara buku buku dari
salah yang ditulis, Kitab Al Syifa dalam filsafah dan Al qanun dalam
ilmu kedokteran dikenal sepanjang masa. Yang membahasa ilmu filsafah,
mantik, matematika, ilmu alam dan ilahi hayat. Mantik Al Syifa saat ini
dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantik islami.
Sementara kitab Al qanun saat ini menjadi rujukan utama dan paling
otentik dalam ilmu kedokteran. Selain itu Ibnu Sina juga mengembangkan
ilmu Karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu
perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil
penelitiannya akan pengertian masalah ruangan hampa, cahaya dan panas
kepada khazanah keilmuan dunia.
3. Jabir Ibnu Hayyan – Irak
Seorang tokoh besar yang dikenal sebagai The Father of Modern Chemistry
atau Bapak Kimia, Jabir Ibnu Hayyan menjadi Ilmuwan Islam yang paling
berpengaruh selanjutnya. Jabir Ibnu Hayyan merupakan seorang yang ahli
dalam bidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Jabir Ibnu
Hayyan lah yang menemukan Asam Klorida, Asam Nitrat, Asam Sitrat, Asam
Asetat, Teknik Distilasi dan Teknik Kristalisasi.
Selain itu juga Jabir Ibnu Hayyan menemukan larutan aqua regia, yaitu
dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat, untuk melarutkan
emas. Jabir Ibnu Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang
kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan
karat. Dan Jabir Ibnu Hayyan jugalah yang pertama mengaplikasikan
penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
4. Al Biruni – Persia
Selanjutnya adalah ilmuwan Al Biruni. Sosok dan peran ilmuwan bernama
lengkap Abu Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad Al Biruni ini sangat spektakuler.
Ia mampu memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan humaniora
secara konprehensif dan integral. Tak hanya menguasai beragam ilmu
seperti fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah,
geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran serta filsafat. Al
Biruni juga turut memberikan kontribusi yang begitu besar bagi setiap
ilmu yang dikuasainya itu.
Dan selain menguasai berbagai ilmu pengetahuan, Al Biruni juga fasih
sederet bahasa, di antaranya bahasa arab, turki, persia, sansekerta,
yahudi dan suriah.
5. Abu Al Zahrawi – Spanyol
Berlanjut ke ilmuwan Abu Al Zahrawi. Abu Al Zahrawi adalah seorang
dokter, ahli bedah, maupun ilmuwan yang berasal dari Andalusia, Spanyol.
Dia juga merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang
dengan menggunakan gips. Selain itu salah satu karya fenomenalnya
merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab yang berisi penyiapan aneka obat-obatan
yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi,
yang kini telah diterjemahakan ke beberapa bahasa. Kitabnya mengandung
sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah tersebut menjadi buku wajib
mahasiswa kedokteran di berbagai universitas di seluruh dunia. Dan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya telah masuk kedalam
kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
6. Ibnu Haitham – Irak
Sejarah optik mencatat, ibnu haitham sebagai bapak ilmu optik yang
mengurai bagaimana kerja mata ‘mencerna’ penampakan suatu obyek. Nama
lengkap ilmuwan ini adalah Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haitham.
Ia adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, falak,
matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan
penyelidikan mengenai cahaya dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.
Beberapa buah bukunya mengenai cahaya yang ditulisnya telah
diterjemahkan kedalam bahasa inggris. Di antaranya adalah Light dan On
Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan
lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan
gerhana. Dalam kajiannya beliau juga berjaya menghasilkan kedudukan
cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
7. Ar-Razi – Iran
Dan ilmuwan islam yang paling berpengaruh yang terakhir adalah Ar-Razi
atau dikenal sebagai Rhazes, merupakan salah seorang pakar sains Iran
yang telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai
salah satu ilmuwan terbesar dalam islam.
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di baghdad, Ar-Razi
merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar.
Ia juga menemukan Alergi asma, dan ia pun merupakan ilmuwan pertama yang
menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.